watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

TUKANG BECAK

Pada suatu hari aku dapat tugas
mendadak keluar kota yaitu ke kota
Genteng Banyuwangi, dengan catatan
besok sudah harus ada dikota
tersebut, entah bagaimana caranya
untuk bisa sampai kesana. Maka dengan berat hati dan penuh dengan
keterpaksaan, setelah pulang kerja
sekitar pukul 18.00 aku pulang dari
tempat kerjaku menuju ketempat
kostku yang jaraknya hanya
beberapa ratus meter saja dengan tubuh lunglai, lemas, males yang
semuanya bercampur aduk, apalagi
aku harus berangkat seorang diri
tanpa ada rekan yang menyertaiku. Setelah sampai ditempat kost, aku
mandi dan segera ganti baju untuk
siap berangkat dan sebelumnya aku
berkemas dengan membawa
beberapa potong pakaian untuk
berjaga-jaga kalau tugasku disana tidak dapat selesai dalam waktu
sehari. Setelah semuanya beres, maka
segera kukunci kamar tempat kostku
dan segera kulangkahkan kakiku
menuju jalan raya untuk menyetop
angkot yang akan membawaku ke terminal bus Arjosari-Malang, setelah
sampai diterminal bus antar kota
sekitar pukul 19.00 malam, aku
segera memilih bus jurusan
Probolinggo, dan sebelumnya dalam
hati aku juga penginnya berniat untuk naik bus secara estafet yaitu dari
Malang ke Probolinggo, Probolinggo
ke Jember dan Jember baru ke
Genteng. Setelah kupilih bus dengan tujuan
yang kuinginkan, maka segera aku
naik bus Akas dengan tujuan
Probolinggo, aku memang sengaja
tidak memilih bus Patas karena
perjalanan malam hari tidak seberapa pengap disamping itu tidak seramai
kalau perjalanan siang hari. Setelah
aku menikmati perjalanan kurang
lebih dua jam sekitar pukul 21.00,
sampailah aku diterminal bus
Banyuangga-Probolinggo, aku pindah kebus yang ada di depannya
bus yang baru kutumpangi agar tidak
antri terlalu lama, kebetulan bus yang
ada di depan bus yang baru
kutumpangi adalah bus Tjipto dengan
jurusan Jember, dalam perjalanan kali ini aku dapat tempat duduk paling
depan sendiri sebelah kiri dekat pintu
depan sehingga tempat di depanku
agak luang sehingga aku dapat
meluruskan kakiku. Dan aku segera
terlelap dalam perjalanan kali ini setelah terlebih dulu aku membayar
ongkos tiket ke Jember. Perjalanan
berlalu selama kurang lebih dua jam
pula, sekitar pukul 23.00 sampailah
aku di terminal Tawangalun-Jember
dan akupun segera ikut menunggu dengan beberapa orang yang juga
ingin melanjutkan perjalanan ke arah
Banyuwangi. Tidak berapa lama kemudian
datanglah bus Akas dengan tujuan
Denpasar lewat Banyuwangi, aku
segera naik bus tersebut dengan
perasaan yang sudah ngantuk, lelah
akan tetapi aku ingin rasanya segera sampai ditempat tujuan. Dalam
perjalanan ini cukup banyak juga
penumpangnya dan rata-rata tujuan
mereka adalah Denpasar atau
Banyuwangi, setelah menikmati
perjalanan yang tidak begitu menyenangkan sekitar dua jam, maka
sampailah kekota tujuanku yaitu
Genteng, maka aku segera bersiap-
siap untuk turun diterminal Genteng,
karena hari sudah menjelang pagi
maka bus tidak masuk ke dalam terminal akan tetapi hanya berhenti
ditepi jalan depan terminal. Pada saat itu yang turun disana hanya
beberapa orang saja termasuk diriku,
setelah kakiku menginjakkan tanah
maka beberapa abang becak datang
menyerbu untuk saling berebut
penumpang yang baru turun dari bus, mungkin ada sekitar lima atau enam
orang abang becak yang
mengerubuti aku, akan tetapi aku
hanya menggelengkan kepala yang
berarti bagi mereka aku tidak berniat
untuk naik becak mereka, akan tetapi ada satu abang becak yang dengan
gigihnya mengikuti aku walaupun
aku sudah melangkahkan kakiku
beberapa langkah dari kerumunan
abang becak tersebut. Kulihat sepintas
abang becak yang mengejarku tadi, masih muda, berbadan kekar dan
lumayan ganteng untuk ukuran
abang becak, maka aku mengiyakan
saja ketika dia menawarkan diri untuk
mengantarkan aku mencari tempat
menginap. Dalam perjalanan menuju hotel yang
menjadi tempat tujuanku, maka terjadi
percakapan yang biasa-biasa saja
sebagai basi-basi, hingga sampailah di
depan hotel yang menjadi tempat
tujuanku, segera kubayar ongkosnya, dan pada saat itulah aku baru
menyadari kalau tampilan abang
becak yang satu ini begitu seksi
dengan celana jeans belelnya yang
lutut kiri dan kanan sengaja disobek
dan yang terlebih membuatku dag dig dug adalah disebelah bawah kantong
kirinya juga sobek yang lumayan
lebar sehingga aku bisa melihat
pangkal pahanya yang kekar itu dan
hal ini makin membuatku jadi salah
tingkah dan segera ada perasaan yang berdesir dalam hatiku untuk
mencari berbagai cara dan alasan
untuk bisa menggaetnya malam itu.
Maka aku bertanya kepadanya. “Abis ini mau kemana?” tanyaku
sekenanya.
“Yah, mau balik di depan terminal lagi
sambil nunggu penumpang”
“Kalau aku mau pakai kamu lagi
gimana? Sebabnya tadi aku belum makan”
“Yah, nggak apa-apa saya tunggu
saja”
“Gini aja aku pesan kamar dulu ke
dalam, kamu tunggu dulu di depan
yaa” “Hmm,” gumannya tidak jelas. Setelah aku menemui resepsionis dan
sudah mendapatkan kamar yang
kuinginkan maka aku kembali keluar
untuk menemui abang becak tadi dan
dia kuajak masuk dengan alasan aku
mau mandi dulu. Dengan rada segan- segan akhirnya dia mau juga masuk
ke dalam kamarku setelah
sebelumnya dia memarkir becaknya
dihalaman hotel dan kepada room
boy yang mengantarkan aku
kekamar kubilang kalau aku mau keluar lagi untuk cari makan dengan
menggunakan jasa becaknya
sehingga aku dengan leluasa
mengajaknya masuk ke dalam kamar. Setelah sampai di kamar, kusuruh dia
untuk mandi, akan tetapi dia menolak
dengan alasan sudah malam dan
dingin airnya, maka segera kubuka
keran air hangat dan kusuruh dia
untuk merasakan hangatnya air dan dengan sedikit rayuan gombal kalau
air hangat dapat menyegarkan tubuh
yang sedang capek, kemudian dia
mau. Dengan segera dia memasuki
kamar mandi dan aku segera
membereskan barang bawaanku setelah sekitar lima menit dia didalam
kamar mandi, aku mengetoknya dari
luar dengan alasan biar cepet selesai
kalau mandinya bersamaan dan
ternyata dia tidak keberatan dengan
segera dibukanya slot kamar mandi dan aku segera masuk. Kudapati dia sudah telanjang bulat
sambil menggosok badannya dengan
sabun yang tersedia disana. Karena
pada waktu itu dia menghadap
ketembok maka aku tidak bisa
melihat penisnya yang ingin segera kulihat karena dengan
panampilannya yang seksi itu
membuatku merangsang, maka aku
segera melangkahkan kaki menuju
bak mandi yang berarti aku
membelakanginya setelah kuguyur badanku dengan beberapa gayung
air hangat, kubalikan tubuhku
menghadapnya untuk meminta sabun
dari darinya dan barulah pada saat itu
aku bisa melihat penisnya yang
lumayan panjang dalam keadaan biasa, sehingga tanpa terasa penisku
langsung tegak lurus dan diapun juga
melihatnya dan komentarnya penuh
dengan arti. “Lho, koq ngaceng penis sampeyan?”
katanya.
“Iyoo, ndelok penismu sing dowo itu
opo,” jawabku juga sekenanya.
“Hehehehe”
“Koq iso dowo koyok ngene iki diapakno sih,” tanyaku lagi.
“nDisik sering dikom karo teh anget,”
jawabnya lagi. Dengan penuh ketidak sabaran
segera kuraih penisnya yang panjang
menggantung itu dan dia diam saja,
sambil kukocok perlahan-lahan dan
mulai terlihat reaksinya dengan sedikit
mengeras dan makin mengeras dan terlihat makin panjang lagi sampai
diatas pusarnya beberapa mili. “Ah, wong podo lanange koq dulinan
penis,” katanya lagi.
“Enggak opo-opo, aku seneng nek
ndelok penis sih dowo ngene,”
jawabku.
“Nek gelem emuten pisan opoo,” katanya lagi. Tanpa dikomando dua kali maka
segera jongkok di depan
selakangannya dan kuselomot tuh
penis yang sudah tegang mengacung
itu sambil sesekali kusiran dengan air
hangat dari bak kamar mandi. Dan dia hanya berdiri sambil diam mematung
sambil sesekali mendesis keenakan
dan mengelus-elus kepalaku Setelah
permaian berjalan sekitar seperempat
jam didalam kamar mandi dan itu baru
pemanasan saja, karena belum ada tanda-tanda dia akan mencapai
puncak kenikmatannya. Maka
kamipun meraih handuk yang
tersedia didalam kamar mandi dan
segera mengeringkan badan kami
masing-masing dan menuju ketempat tidur dengan ukuran yang cukup
besar untuk dipakai berguling-guling
dua orang. Setelah kutelentangkan dia ditempat
tidur dan dia menurut saja tanpa ada
perlawanan dan penolakan, maka
segera kucumbui dia mulai dari
cuping telinganya, ke arah pipinya
kemudian bibirnya, mula-mula dia diam saja akan tetapi lama kelamaan
dia mulai merespon semua
kegiatanku untuk mencumbuinya,
kemudian kuturunkan lagi
kelehernya, dan terus menjulur
kebawah lagi ke arah ketiaknya dan kucium aroma yang membuatku
makin terangsang, yaitu aroma laki-
laki jantan dengan baunya yang
sangat khas sekali. Mungkin kalau
dalam keadaan biasa aku akan
merasa jijik untuk menjilati ketiak yang berbulu dan berbau, akan tetapi
pada pagi hari itu hilang sudah
perasaan jijik dan lain sebagainya
yang ada hanya rangsangan demi
rangsangan yang makin membuatku
mabuk kepayang. Terus cumbuanku kuteruskan ke arah
putingnya yang berwarna hitam
kecoklatan dan ditumbuhi beberapa
bulu yang cukup panjang-panjang,
kemudian kuteruskan lagi ke arah
pusarnya dengan cara memasukan lidahku ke dalam lubang pusarnya
dan dia mengelinjang-ngelinjang
kegelian sambil mendesah penuh
dengan kenikmatan. Kemudian
kuarahkan cumbuan bibirku ke arah
pinggangnya dan terus turun kebawah lagi ke arah jembutnya yang
tumbuh dengan kasar dan kaku itu
terus kukulum ujung penisnya yang
hitam tegar itu dan menjulang tegak
sepanjang sejengkal tanganku yang
kukira-kira panjangnya sekitar 20 cm. Kuemut dengan memasuk-keluarkan
dengan mulutku terus dan kudengar
rintihan makin keras dan mendesis-
desis seperti ular yang sedang
mencari mangsa. Setelah cukup lama
aku menyelomoti penisnya, segera kuambil lotion yang sudah
kupersiapkan disebelah tempat tidur,
kemudian kuolesi lubang anusku
dengan lotion dan segera aku
merangkak ke atasnya dan mulai
berusaha untuk memasukan penisnya yang panjang itu ke dalam lubang
kenikmatanku, setelah semua
penisnya masuk sampai pangkalnya
aku segera menaik turunkan
bokongku dan dia rupanya masih
menikmati permainan sex yang sebelumnya belum pernah dia
dapatkan, setelah cukup lama aku
naik turun diatas penisnya yang tegak
mengacung itu, akhirnya dia
memintaku untuk melepaskannya
dan menyuruhku untuk telentang dan sambil mengangkat kedua belah
kakiku ke atas pundaknya kemudian
dia mulai menunduk dan
memasukkan penisnya yang masih
tegang mengacung itu ke dalam
lubang kenimatanku sambil terus mengenjotnya dan kurasakan batang
penisnya yang panjang itu sampai ke
dalam perutku yang menyodok-
nyodok dengan liarnya sambil
melenguh-lenguh diantara desisan
kenikmatan yang dia rasakan. “Aaahh, aauucchh”
“Ayoo teruss ggooyaanngg”
“Yaahh”
“Uuuhhaahh”
“AAaauucchh” Dan gerakan maju mundurnya makin
lama makin cepat sampai akhirnya dia
tersungkur diatas dadaku sambil
merasakan puncak kenikmatannya
dengan mengeluarkan pejuh yang
sangat banyak dalam lubangku yang sampai kurasakan meleleh keluar dari
antara lubang anusku dan penisnya
yang masih tertancap dalam
lubangku, cukup lama dia memeluk
aku dan sambil tersenyum dia
berkata, “Enak ee,” katanya. Kemudian dia bangkit dari pelukanku
dan kemudian dia menuju kekamar
mandi untuk membersihkan diri dan
mandi lagi dengan air hangat, kalau
sebelumnya dia masuk ke dalam
kamar mandi dengan mengunci pintunya maka untuk kali ini pintu
kamar mandi dibiarkannya dalam
keadaan terbuka dan kulihat dia
sedang mencuci penisnya dengan air
hangat dan kuawasi dia dari tempat
tidur, sedangkan aku pada saat itu masih belum mendapatkan kepuasan
dengan mengecrotkan pejuhku. Aku maklum akan hal itu karena yang
kuhadapi sekarang itu bukanlah
seorang gay akan tetapi seorang
lekong asli yang sama sekali tidak
mengenal hubungan sesama jenis,
sehingga mungkin dia tidak mengerti kalau dalam hubungan seperti harus
take and give atau harus saling
memuaskan lawan mainnya.
Kemudian akupun bangkit dari
tempat tidurku dengan penisku masih
ngaceng penuh karena belum keluar pejuhku, kususul dia kekmar mandi
untuk mengguyur tubuhku dengan
air hangat pula dan kulihat dia sudah
selesai mandi dan sudah
mengeringkan badannya dan mulai
memakai celdalnya atau Cd-nya dan celana pendek kolor warna abu-abu,
kemudian dia rebahan diatas tempat
tidur sambil telentang. Setelah selesai
dari kamar mandi aku menyusulnya
rebahan diatas tempat tidur namun
aku masih dalam keadaan telanjang bulat dan penisku sudah mulai surut
dari ngacengnya. Kamipun mengobrol sambil
menanyakan identitas kami masing-
masing. Dari obrolan itu baru
kuketahui kalau namanya adalah
Giman, dia adalah orang asli kota itu
dan dia sudah beristri dan mempunyai seorang anak yang baru berumur
sekitar tiga tahun dan dia memulai
pengalaman sexnya dengan seorang
wanita sejak kelas dua SMU yaitu
sekitar umur 16-17 tahun, dan
kadang-kadang dia juga suka jajan dengan perempuan jalanan kalau dia
mempunyai kelebihan uang dari hasil
narik becaknya. Dan ketika kutanya
tentang bagiamna rasanya
pengalaman sek yang baru dia
rasakan tadi lalu katanya, “Luwih enak,” katanya.
“Enak apane,” tanyaku penasaran.
“Luwih seret, luwih keset dibandingno
main karo wong wedok,” katanya
polos.
“Nek ngono gelem maneh yoo?” pancingku.
“Hmm,” gumamnya. Dia tidak mengatakan sesuatu akan
tetapi pandangan matanya
mempunyai arti tersendiri bagiku,
maka segera kuraih kembali penisnya
yang sudah lemas dibalik celana
pendeknya yang cukup ketat itu dan kuelus-elus lagi dengan perlahan-
lahan, sambil kugesek-gesek dan
mulai tampak reaksinya dengan
makin bertambah panjang dan
mengerasnya kembali penisnya,
kemudian kulorot celana pendeknya dan ketika itu penisku kembali tegang
mengacung kembali kemudian kuraih
tangannya untuk memegang penisku. Mulanya dia canggung dan segan
akan tetapi akhirnya dia mau juga
mengocok penisku akan tetapi tidak
seprofesional sparing partnerku yang
benar-benar gay, terus kulorot
kembali CD-nya dan kulihat penisnya yang panjang menjulang sudah
mengacung kembali, kuemot kembali
dengan posisi 69, walaupun begitu
aku tidak memintanya untuk
menghisap penisku karena aku tahu
dia pasti akan menolaknya karena belum biasa, akan hal itu tidak
menjadi masalah bagiku, dengan
kocokan yang tidak teratur pada
penisku hal itu sudah cukup untuk
membuat rangsangan pada diriku
makin meningkat, setelah cukup lama aku mengemotnya maka segera
kuminta dia untuk bangkit dari
tidurnya dan segera menindih
tubuhku dan kubimbing penisnya
yang panjang tegak mengacung itu
memasuki lubang anusku. “Aaahh”
“Aaayyoo teeruss genjot,” pintaku.
“Hmm” Makin lama gerakannya makin cepat
dan menggila kekanan kekiri
sehingga kurasakan desakan
penisnya menusuk kekanan dan
kekiri didalam anusku sampai
akhirnya kembali kudengar lenguhannya diiringi dengan
muncratnya pejuhnya. “AAaaoocchh enaakk,” katanya.
“Ssseeddaapp”
“Aaahh nniikkmmaatt” Sebelum dia melepaskan penisnya
dari lubangku dan masih kurasakan
kehangatan dan denyutan penisnya,
maka segera aku mengocok penisku
makin lama makin cepat sambil
diawasinya sampai aku akhirnya melenguh. “Aaauucchh” Jrot.. Jrot.. Jrott Pejuhku muncrat diatas dadaku,
kemudian kudekap dia, sampai cukup
lama sambil penisnya yang sudah
mulai melemas tertancap dilubangku,
dua ronde sudah permainan yang
dilakukannya pada diriku, setelah dia bangkit dari dekapanku kulihat
pejuhku yang tadinya muncrat
didadaku, terlihat pula lelerannya
didadanya karena dekapanku tadi
kemudian segera dia menuju ke
kamar mandi lagi dan kudengar siraman air mengguyur tubuhnya. Sejenak kemudian aku menyusulnya
ke dalam kamar mandi dan kami
mandi bersama saling menggosok,
saling menyabun dan sekali-kali
tangan nakalku memegang penisnya
yang sudah tidak tegang lagi akan tetapi masih cukup panjang, setelah
selesai berpakaian kami ngobrol
sebentar, waktu sudah menunjukkan
pukul 04.00 pagi lebih, dan diapun
mohon pamit sambil kuberikan tips
tambahan dan kubisikkan. “Aku pengin main ngene maneh,”
kataku.
“Kapan?” tanyanya.
“Nek, aku nang kene maneh,”
jawabku.
“Iyoo, tak enteni yoo,” sambungnya lagi. Dia segera keluar dari kamarku dan
aku segera mengunci kamarku dari
dalam dan merebahkan badanku
dengan rasa yang sangat puas dan
segera tertidur dengan pulasnya
sambil tersenyum dan sekitar pukul 07.00 pagi aku segera bangun, mandi
dan bersiap-siap untuk menuju
tempat tugasku. Ketika sebulan berikutnya aku ke
Genteng lagi dengan jam yang sama
dan aku berharap dapat bertemu
kembali dengannya, akan tetapi tidak
kutemukan dia, walaupun aku berdiri
ditepi jalan di depan terminal cukup lama.
Dimanakah kamu Gimanku?
Apakah kamu sudah lupa dengan
janjimu atau mungkin kamu tak ingin
menemuiku lagi karena memang
kamu bukan gay?


Adult | GO HOME | Exit
1/1469
U-ON

inc Powered by Xtgem.com